Apakah narsis? Daku melihat berbagai perbedaan divinisi tentang istilah ini. Tapi, daku tidak ingin melihat istilah ini dari sisi ilmiah. (alamaaak, emangnya dikau punya kompetensi untuk itu, Whien?-Red) Daku hanya ingin melihat narsis dari sisi percakapan sehari-hari. Sesungguhnya narsis adalah nama bunga indah yang banyak terdapat di darah subtropis, yang berwarna putih, krem atau kuning, yang dalam bahasa latin disebut: amarylidaceae.
Sedangkan narsisis atau narsisisme, punya dua pengertian. Pertama, adalah keadaan mencintai diri sendiri secara berlebihan. Pengertian kedua adalah: hal atau keadaan mempunyai kecenderungan (keinginan) seksual dengan diri sendiri. Dari dua divinisi di atas, tampaknya lebih banyak berkaitan dengan libido. Bukan kebanggaan pada diri sendiri. Memang, pada penderita psikopat suka ditemui gejala narsisis yang kaya gini. Tapi, bukan berarti kalau dikau narsisis terus juga psikopat, lho!
Atas dasar berbagai reverensi yang sempat saya peroleh, bangga kepada diri sendiri, atau kebutuhan mengaktualisasi diri, merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Bahkan, kebutuhan itu merupakan bagian penting dari daya hidup (power of life).
Bangga dan cinta kepada bangsa juga muncul secara fenomenal. Bahkan, di mulai dengan bangga dan cinta kepada kampungnya. Kebanggaan yang kaya gini, bahkan, bisa dibela-belain hingga antar kampung bisa saling berantem. Narsisisme dalam skala masal seperti ini disebut souvinisme. Jadi narsisisme merupakan sesuatu yang wajar.
Masalahnya jadi lain jika narsisisme muncul secara berlebihan. (kayaknya semua yang berlebihan itu jadi ga’baik ya?).
Trus, yang dimaksud berlebihan itu yang kaya apa? Apa tolok ukurnya? Nah, disinilah susahnya. Ini yang ngebikin kepala ambo jadi pusyiang! Jawabannya nunggu kalau ambo ‘dah jadi ahli psikometri! (Whien, bangun! Mimpi, ya?)
Nah dari pada pusying-pusyiang mecari tolok ukur tersebut. Daku punya kiat. Sepanjang dikau tidak merendahkan atau merugikan orang lain, silahkan bernarsis ria! Bangga kepada diri sendiri,
Labeling:
Sering kali , yang lebih berbahaya malah bukan narsisisme-nya. Tapi label “narsis” yang dikenakan pada seseorang. Memakai kaca hitam di cap “narsis”. Foto dengan memasang gaya diberi label “narsis”. Mejeng di mall di beri stigma “narsis”. Kita dapat melihat di sejumlah blog. Ada bloger yang memampangkan fotonya, berkata: “Bukannya gua narsis ya?”. Ucapan demikian juga muncul pada para bloger senior yang ingin berbagi pengalaman keberhasilannya. Karena takut di beri label narsis, kalimatnya menjadi berbelit-belit. Alhasil paparannya yang berbobot justru malah mengambang!.
Negative labeling berpotensi besar dalam gangguan kesehatan jiwa sesorang. Bahkan, yang dilakukan dalam konteks bercanda sekalipun. Seseorang yang diberi label narsis” dapat terkikis percaya dirinya. Ia bisa takut berekpresi, takut beraktualiasi. Maka, hilanglah keberdayaannya. Pemberian label demikian dapat mengkondisikan seseorang kedalam jiwa vatalistis …be nothing. Aku bukan siapa-siapa … ini mimpi buruk! Sebaliknya, bisa jadi, yang suka memberi label negatif itulah yang malah perlu dipastikan kesehatannya!
Sekali lagi, sepanjang dikau tidak berniat merendahkan orang lain, silakan “bernarsis ria”. Silakan unjuk kebolehan (aktualisasi diri). Jangan segera “mengkeret” jika di beri label narsis. Dikau dapat kehilangan performans-star yang dikau dambakan! Tunjukkan kepada dunia siapa dikau! Banggalah dan cintailah diri sendiri, sebagai ungkapan syukur kepada Sang Pencipta. Tunjukkan kalau ciptaan Tuhan selalu the best! Bukankah Tuhan sendiri berfirman kalo kita dikaruniai kelebihan di antara satu sama lain? Langkah berikutnya, kita berusaha sebisanya agar berguna bagi orang lain. Ntar ‘khan label yang kita dapat juga lain lagi! Gitu aja, kok repot!
”Express your self and get feed back” Demikian seruan dari bloger.com!
Yups! Kalau ambo salah mohon dibenerin, ya! Success4U!
kalo aku malah menghindari narsis non. soalnya lebih enak makan sosis*gubrak!*
BalasHapusbetul juga tu kta gadis rantau...
BalasHapus@ Mbak Dian & Mbak Devi
BalasHapusYa jelas, daku juga setuju. Denger-dengar banyak juga yang demen ama roti sosis! Kalau daku, sih ...roti kiss-mis dulu ah!
terus terang, saya juga termasuk orang yang narsis. kalo g percaya buka aja FS saya di profiles.friendster.com/zianxfly
BalasHapussalam knl ya....
km cntik deh.. hehe...
wahhhhhhhhh bahaya juga yah
BalasHapusI'm not a narsis person.. Paling ga suka kalau disuru foto, heheheh.. males banget.... :D
BalasHapus@sLiKeRs.
BalasHapusMenurutku berfoto itu ga'narsis, kok! Tapi kembali lagi, semua orang berhak membuat devinisi atau memaknai kata asing "narsis". Asal komunikasi dalam mengadopsi kata asing dapat nyambung! Makaciiih.
narsis, hmmm apa ya.....?? =))
BalasHapusyang jelas aku gak narsis karena aku pemalu :d
Zip = kode post
BalasHapusState = Negara
Jangan langsung percaya, banyak yang bilang Surf Junky itu SCAM, walau banyak juga yang blang bukan he..he.. tapi kalo mo nyuba sih g ada ruginya juga, wong kita bisa smbil ngapain aja kok h.e.he.. Tapi jagan berharap terlalu banyak, he..he..
Hari gini Narsis memang perlu dan penting. Narsis juga bisa positif karena melatih kita untuk percaya diri. Apalagi ordinary people ... narsis hukumnya wajib :)
BalasHapus-Setiaji-
www.kodokijo.net
Salam kenal, boleh tukeran link?
BalasHapusNice blog :)
BalasHapusnarsis.
BalasHapusNa.. Nanya nie
R... ruangan
SI... si
S.. supri dimana ya...!!! he,,he,,,
padahal saya mau bernarsis ria di blog ini, waduh...
BalasHapus