Mendapat pertanyan itu Zuraidah hanya menunduk. Ia tidak tahu harus menjawab apa.
Ketika merasa Rasullulah tidak benar-benar memerlukan jawaban, Zuraidah mengundurkan diri dan kembali ke medan laga! Kini, giliran Rasullulah yang hanya dapat bergeleng-geleng kepala.
Pada ketika yang lain, Rasullulah memanggil Zuraidah kembali, "Zuraidah, suamimu mendapat cuti. Tidakkah engkau mengambil cuti dan pulang untuk melayani suami serta anak-anakmu?"
Kali ini Zuraidah tak dapat menolak saran Rasullulah. Bersama suaminya ia pulang. Cuti!
Dasar jiwa prajurit, ketika masa cuti habis, Zuraidah kembali bertempur. Lebih menggemaskan lagi, anak-anaknya pun di bawa ke medan perang dan di titipkan di dapur umum. Untuk kesekian kalinya Rasulullah hanya dapat menggeleng-gelengkan kepala.
Alkisah, Tuhan berkehendak lain. Sebatang anak panah meluncur tepat mengenai dada Zuraidah. Wanita gagah berani itu pun tumbang. Rasululah serta merta bersimpuh di depannya. Itu pemandangan yang langka. Tidak seperti itu kebiasaan Rasullulah menghormati prajurit Allah yang gugur.
Melihat keadaan demikian, Sang Panglima, Kalifah Umar, meminta seluruh prajurit menghormati Zuraidah seraya berorasi: "Dia adalah wanita gagah berani, Zuraidah adalah seorang parajurit wanita yang patut di teladani, hingga Rasullulah berkenan memberi hormat sacara khusus ...!"
Tapi, Rasulullah meyela, "Aku menghormati Zuraidah sebagai prajurit yang baik, tapi aku
bersimpuh di hadapannya karena ia seorang ibu yang baik".
Success4U. Whienda.
kapan aku jadi seorang ibu yack?ngaciiir..
BalasHapusmbak dian, masih nunggu saya kan
BalasHapusibuuu...
BalasHapusak kgen ma ibuku..
selamat hari ibu
kt punya cut nyak dien jg,hebat bat bat...
BalasHapus@Andi-andi Lumut
BalasHapusYups! Emangnya Mbak Dian kaya Kleting Kuning? ya
@Dillah Edutech
Emangnya pisah jauh sama Ibu? Jangan kyk Malin Kundang, lho ya?
@Matahati
Yups! Bener Mbak! Ya, 'khan? Klo ga ada Hari Ibu kita bisa lupa ama Cut Nya Dien, khan?