Dalam agama Islam dikenal banyak hari penting. Masing-masing memiliki makna yang berbeda. Namun , konon hanya ada dua yang wajib dirayakan. Yaitu dua hari penting yang diberi nama Idhul: Idhul Fitri dan Idhul Adha. Hari-hari penting yang lain lebih sekadar sebagai jangkar untuk mengingatkan pada momen-momen bersejarah. Entah mengapa, kok di negeri kita ga' ada tradisi merayakan tahun baru hijrah! Cuma "tanggal merah" doang? Sesungguhnya ide siapakah Peringatan Tahun Baru Hijrah? Apakah maknanya?
Sepeninggal Rasululah, masyarakat Islam merasa perlu memiliki kalender sendiri,dengan cara penentuan hari, bulan dan tahun sesuai dengan wahyu Allah. Ide pembuatan kalender ini dilontarkan oleh Amirulmukminin Umar Ibn Kathab (586-644 M), yang selanjutnya dimusyawarahkan dengan berbagai tokoh pada waktu itu.
Dalam musyawarah itu dibahas bermacam-macam pendapat mengenai hari bersejarah apa yang akan dijadikan patokan penanggalan Islam. Ada yang mengusulkan agar tarikh Islam dimulai dari hari lahir Nabi Muhammad SAW. Sebaliknya ada yang mengusulkan dimulai dari hari wafat beliau. Ada pula yang menghendaki tarikh Islam itu dimulai dari saat Nabi Muhammad diangkat menjadi rasul. Ternyata, yang disepakati adalah bahwa kalender Islam dimulai dari tahun hijrahnya Nabi Mohammad dari Mekkah ke Madinah. Mengapa?
Dibandingkan dengan tonggak-tonggak sejarah dalam Islam yang lain, hijrah ke Madinah memang merupakan hari yang paling bermakna. Hijrah merupakan tonggak pemisah antara kondisi jahiliah di Makkah dan kondisi peradaban Islam. Dan, menurut Saydina Umar Hijrah itu merupakan pemisah antara yang haq dan yang batil.
Peringatan Tahun Baru Hijrah, 1 Muharam 1430 Hendaklah bukan sekadar mengingat perpindahan fisik dari Makkah ke Madinah saja meski peristiwa itu memerlukan pengorbanan yang sangat besar. Diharapkan peringatan Tahun Baru Hijrah ini dapat mengingatkan orang betapa keangkuhan jahiliah telah ditinggalkan oleh muslim-muslim teladan di bawah kepemimpinan Muhammad SAW menuju peradaban dan keluhuran akhlak. Demikian imbau Gus Mus(A Mustafa Basri).
Tahun inilah saatnya terjadi hijrah dari perselisihan ke persatuan. Permusuhan hijrah ke persaudaraan. Kesombongan berganti kerendahan hati, fanatisme buta digantikan oleh tawasuth wal I'tidaal. Merasa pintar sendiri digantikan oleh ketakwaan dan kesediaan menghargai pihak lain.
Semoga kita memperoleh kekuatan dan ridha Allah agar kita mampu menundukkan ego degil kita karena itu merupakan tembok penghalang perjalanan hijrah ke kawasan yang lebih baik. Amin.
Selamat Tahun Baru, Selamat "Berhijrah"
Sepeninggal Rasululah, masyarakat Islam merasa perlu memiliki kalender sendiri,dengan cara penentuan hari, bulan dan tahun sesuai dengan wahyu Allah. Ide pembuatan kalender ini dilontarkan oleh Amirulmukminin Umar Ibn Kathab (586-644 M), yang selanjutnya dimusyawarahkan dengan berbagai tokoh pada waktu itu.
Dalam musyawarah itu dibahas bermacam-macam pendapat mengenai hari bersejarah apa yang akan dijadikan patokan penanggalan Islam. Ada yang mengusulkan agar tarikh Islam dimulai dari hari lahir Nabi Muhammad SAW. Sebaliknya ada yang mengusulkan dimulai dari hari wafat beliau. Ada pula yang menghendaki tarikh Islam itu dimulai dari saat Nabi Muhammad diangkat menjadi rasul. Ternyata, yang disepakati adalah bahwa kalender Islam dimulai dari tahun hijrahnya Nabi Mohammad dari Mekkah ke Madinah. Mengapa?
Dibandingkan dengan tonggak-tonggak sejarah dalam Islam yang lain, hijrah ke Madinah memang merupakan hari yang paling bermakna. Hijrah merupakan tonggak pemisah antara kondisi jahiliah di Makkah dan kondisi peradaban Islam. Dan, menurut Saydina Umar Hijrah itu merupakan pemisah antara yang haq dan yang batil.
Peringatan Tahun Baru Hijrah, 1 Muharam 1430 Hendaklah bukan sekadar mengingat perpindahan fisik dari Makkah ke Madinah saja meski peristiwa itu memerlukan pengorbanan yang sangat besar. Diharapkan peringatan Tahun Baru Hijrah ini dapat mengingatkan orang betapa keangkuhan jahiliah telah ditinggalkan oleh muslim-muslim teladan di bawah kepemimpinan Muhammad SAW menuju peradaban dan keluhuran akhlak. Demikian imbau Gus Mus(A Mustafa Basri).
Tahun inilah saatnya terjadi hijrah dari perselisihan ke persatuan. Permusuhan hijrah ke persaudaraan. Kesombongan berganti kerendahan hati, fanatisme buta digantikan oleh tawasuth wal I'tidaal. Merasa pintar sendiri digantikan oleh ketakwaan dan kesediaan menghargai pihak lain.
Semoga kita memperoleh kekuatan dan ridha Allah agar kita mampu menundukkan ego degil kita karena itu merupakan tembok penghalang perjalanan hijrah ke kawasan yang lebih baik. Amin.
Selamat Tahun Baru, Selamat "Berhijrah"