Apa pun alasannya, diminta atau tidak, orang cenderung membuat penilaian terhadap diri Anda. Penilaian tercepat dilakukan dari apa yang tampak dari diri Anda. Itu dapat tercermin dari busana, asesories, terlebih body-language Anda.
Penilaian orang bisa salah, bisa juga benar. Masih beruntung jika penilaian salah dari mereka dikomunikasikan, hingga kita dapat melempangkan menurut versi kita.
Dr. Albert Mehrabian, dalam bukunya The Magic of Body Language, memberikan contoh. Ini terjadi dalam kompetisi pemilihan presiden antara Kennedy dan Nixon. Dengan membaca program-program yang ditranskripsikan oleh kedua kandidat tersebut, mayoritas memilih Nixon. Tetapi, berdasarkan citra-diri (self -image), mayoritas memilih Kenedy. Dan, ternyata, Kenedy-lah yang unggul dalam kompetisi tersebut.
Tampaknya, peristiwa yang sama juga terjadi di Indonesia pada pemilihan presiden beberapa bulan silam. Selagi calon presiden lain getol memaparkan program dalam kampanyenya, SBY "menjual" citra diri (self-image) di berbagai media masa. Sesuatu yang tidak dilakukan oleh kandidat lainnya. Dan, fakta membuktikan SBY-lah yang meraih suara terbanyak!
Maka, jika Anda bersikap cuek terhadap penilaian orang ... pikirkanlah sekali lagi.
Pertama kali saya mengenal blog, saya tertarik dengan imbauan Blogspot, "Express your-self". Nah, daku mencoba mengikuti imbauan tersebut. Daku ikutan nge-blog. Hasilnya, bukan karena sedikit atau banyaknya komentar; bukan karena banyaknya pengunjung blog, tetapi orang-orang sekitar saya makin bisa melihat "siapa saya" secara lebih lengkap; kekurangan dan kelebihan saya. Dan, ... itu berpengaruh besar terhadap karir saya! Alhamdulilah.
Ternyata, Blogspot bukan sekadar memfasilitasi kita untuk chating, bercanda dengan banyak teman ... tapi juga menyediakan banyak fasilitas yang tidak dapat diperoleh dari media sosialisasi lainnya di jagat maya yang gratis ini.
Orang-orang di sekitar saya, tidak hanya menilai saya dari substansi blog. Bukan hanya isinya, tapi juga gaya penuturannya. Bahkan, tidak jarang mereka menilai template saya. Estetika design menunjukkan karakter yang begini ...pilihan fontnya berkarakter demikian .. layoutnya menujukkan kepribadian yang rapi dan sebagainya. Bahkan, ada yang menggunakan psikologi warna untuk menilai saya!
Alhamdulilah penilaian mereka banyak yang mendekati kenyatan; kelebihan dan kekurangan saya ( termasuk ... diriku yang rada-rada narsis. Biarin, narsis-narsis dikit ... habis ... seseorang cenderung melihat orang lain dari kekuranganya! Gitu, 'khan? )
Ada kecenderungan lain pada masyarakat; melihat buku dari cover-nya. Melihat suatu produk dari kemasannya. Bahkan ada filsafat Jawa yang berbunyi: Aji-ning diri dumunung ana ing lati, aji-ning salira dumunung ana ing busana. Harga diri seseorang barada di bibir, berharganya tubuh (baca: performance) berada pada busana.
Saya memandang design template tak ubahnya seperti cover buku! Saya memandang template-skin tak ubahnya seperti busana! Itu bagian dari citra diri kita yang paling mudah dilihat orang. Bang Oom, seorang bloger senior pernah menulis: "Template Anda menunjukkan siapa Anda!" Kayaknya ... ... masuk akal, ya?
With Love, Whienda.
Hmm, begitu ya?
BalasHapus(maaf) izin mengamankan KEDUA dulu. Boleh kan?!
BalasHapusAda benernya juga.
setujuuuu... memang harus teliti dan lebih lagi...
BalasHapus@Eka:
BalasHapusKalau pendapat Anda gimana?
@alamendah:
Berarti ada yang salah juga ya, Bang?
@suryaden:
Teliti dalam memilih performance?