Hypnosis ala Dedy Calbuzer

Suatu kali di stasiun televisi yang sedang berulang tahun, Dedy Calbuzer mmperlihatkan kebolehannya. Ia meletakkan tubuhnya melintang di atas dua kursi terpisah. Tubuh Dedy bagaikan jembatan yang melintang di antara dua kursi. Tepuk tangan pun menggema. Tambah lagi, seseorang yang bertubuh gempal berdiri di tubuh ”jembatan Dedy”. Luar biasa! Tepuk tangan makin bergemuruh.


Ketika tepuk tangan mereda, Dedy mengeluarkan jimat yang semula digunakan sebagai kalung. Mengesankan, seolah-olah kekuatan yang diperoleh Dedy itu berasal dari jimat itu. Tapi, Dedy bertindak lain. Jimat itu dibuangnya sambil berkata kepada penonton: "Sesungguhnya kekuatan seperti itu ada dalam diri Anda! Bukan dari jimat atau siapa pun!”

Bohongkah Dedy? Kita semua juga punya kekuatan seperti dirinya? Bukan Jimat?
Mari kita buktikan.
Permainan ini kita namai: Jembatan Baja. Perhatikan gambar di bawah ini. Ini yang kita pilih sebagai praktek pertama kita.
Namun, sebelum memulai, kita pahami dulu hal berikut:
Berulangkali disampaikan oleh para Hypnotis, bahwa seseorang baru dapat dihipnosis jika ia memang bersedia. Dengan kalimat lain, kondisi hipnosis tercipta jika seseorang mau menuruti perintah (sugesti) si penghipnosis tanpa keraguan. Sedikit keraguan saja kondisi hipnosis tidak akan terwujud.
Jadi masalah utamanya, bagaimana agar sasaran hipnosis mau menerima sugesti dan menjalankan perintah Anda!

Faktor-faktor keberhasilan/kegagalan Hypnosis

A. Faktor Penghipnosis:
1. Mampu berkomunikasi secara efektif, baik komunikasi verbal maupun non verbal
2. Bertampilan menarik serta meyakinkan
3. Percaya diri. Ini penting. Orang bijak bilng, "Kehilangan terbesar, adalah kehilangan percaya diri" (Ha, iyalah .. kalau sama dirinya sendiri ga' percaya ... kok orang lain suruh percaya ama dia!)
Ketidakmampuan berkomunikasi efektif inilah penyebab terbesar kegagalan para penghipnosis, terutama penghipnosis pemula.


B. Faktor terhipnosis
Proses Hypnosis dapat gagal jika:
-terhipnosis pura-pura bersedia, apa lagi berniat mempecundangi atau mempermalukan Anda
-terhipnosis kurang atau tidak paham akan kalimat-kalimat yang Anda ucapkan.
-terhipnosis berada dalam keadaan stres dan tidak fokus (misalnya, terlalu letih, mabok)

-terhipnosis menyimpan sejumlah rasa takut:
misalnya,
- takut dikuasai oleh orang lain
-takut diperlakukan tidak senonoh
-takut rahasia pribadi terbongkar
-takut melakukan hal-hal konyol dan menjadi bahan tertawaan orang lain.
-takut tidak dapat kembali ke kesadarannya.
-takut di bawah pengaruh ilmu sihir, ilmu hitam lainnya

Oleh karenanya penting disampaikan kepada sasaran hipnosis dan penonton bahwa:
- Hypnosis tidak mengandung unsur magis, mistik, jin, roh-roh halus, pengisian, attunmen, tansfer energi, initiation, shaktipat, atau istilah lain yang mengandung arti diluar logika ilmiah.
- Terhipnosis akan merasa lebih nyaman, lebih segar dan lebih berenergi di banding sebelumnya ( hal ini dapat dibuktikan dengan instrument medis)

Tidak semua orang mudah dihypnosis:
Pada artikel sebelumnya, daku sudah paparkan bahwa orang yang memiliki percaya diri tinggi, lebih mudah menerima sugestinya sendiri (otosugesti) dibanding sugesti orang lain. Kelebihannya, ia malah lebih bisa men-sugesti dirinya sendiri, dibanding lainnya. Ini bagus untuk self-hypnotherapi.
Stanfors telah melakukan penelitian tentang sugestibilitas. Hasilnya, ia menelurkan skala yang dikenal sebagai Stanford Hypnotic Susceptibility Scale, antara lain sebagai berikut:
- 10% manusia mudah dihypnosis (Stage Hypnosis)
- 85% moderat. Untuk menghipnosis orang seperti ini perlu banyak latihan dan pengembangan tekhnik
- 5% sulit. Bahkan, menerima sugesti oleh dirinya sendiri aja sulit. Yang bergelar master Hypnotis-pun (MHt) juga tidak selalu berhasil.
Nah, dalam Stage Hypnosis (Hypnosis untuk hiburan) , sangat saya sarankan, hanya yang 10 persen itu yang Anda jadikan sasaran. Untuk menyaring dan memperoleh yang sepuluh persen tersebut, dapat saya paparkan di lain kesempatan. (Sebagian tanda-tanda fisik individu yang mudah dihipnosis telah kutulis di artikel sebelumnya)

Waduh! Ngantuk! Dasar, ... sio bantal!
Maafin, ya, sayang, ... besok aja latihannya.
With Love, Whienda

Artikel Terkait: