daku belum selesai buat rencana ke depan. Masa ga' direncanain, walau semua 'dah di tentukan oleh Yang Di Atas, trus kita ga' ikhtiar, gitu? Setidaknya, rencana yang matang akan meminimalisasi kemungkinan terjadinya kesalahan langkah. Tapi ga' apalah, direncanain sambil jalan.
Kadang daku terpengaruh juga oleh beberapa pernyataan teman, buat apa sih, berprestasi, kalu gajinya ya cuma segitu-segitu aja? Itu pernyataan yang membuat hatiku sedih. Hari gini, kok masih ada perusahaan yang tidak menghargai karyawannnya. Kadang mencoba berpikir dari sisi berbeda, kalau prestasi karyawan ga' meningkat, apa ya mungkin penghasilan perusahaan meningkat? Apa lagi, mengadapi krisis global begini. Kayaknya malah diperlukan kerja lebih keras lagi. Kayaknya, harus berprestasi lebih tinggi lagi! Kalo perusahaan bangkrut, trus kita ke mana?
Daku paham, tentang prestasi ini daku sendiri suka berdilema. Kadang-kadang dapat berpikir jernih. Berprestasi memang tidak selalu menghasilkan uang. Tapi selalu menghasilkan kepuasan batin. Tapi. kalau tidak berprestasi, bahkan bisa tidak dapat mendapatkan semuanya... bisa dipecat malah. Jadi berprestasi menjadi satu-satunya pilihan! Jika pun tak dapat uang, setidaknya dapat kepuasan batin.
Trus, berprestasi tuh yang bagaimana sih! Ya, tentu saja setiap orang punya ukuran masing-msing, tergantung kapasitas ia sebagai apa? Kalau daku sih sederhana saja. Berprestasi adalah menjadi lebih baik dari yang sebelumnya. Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka dia termasuk orang yang merugi barang siapa yang hari ini lebih baik dari kemarin maka dia termasuk orang yang beruntung dan barang siapa yang hari ini lebih buruk dari kemain maka dia termasuk orang yang dilaknat Allah.(HR Mochamamad SAW, Buchari)
Semoga Anda termasuk orang yang beruntung di tahun 2009 ini. Amien.
Ah...seandainya orang seperti dirimu bertebaran di negeri ini, niscaya apapun dapat terselesaikan dengan baik...tanpa banyak masalah yang memang seharusnya nggak muncul...
BalasHapusmembahagiakan orang tua termasuk berprestasi ndak :D
BalasHapus@Bang Surya
BalasHapusEmoh, ah, Bang! Kalau banyak yang seperti Whienda..Whienda jadi ga' laku! Jadi produk pasaran, he..he! Matur nuwun Kang mas!
@ARay:
Klo membahagiakan orang tua tuh, mah, hutang! Hutang yang harus dibayar! Baru disebut berprestasi kalo ngasih bunga! Ha..ha..Tengkiyu banget, Bang!
Berprestasi ku angel2 susah neng kadang ga d sangka prestasi dateng dengan sendiri yang kita kejar2 malah hilang jadi bih baik kita terus belajar aja biar prestasi itu datang dengan sendiri bersama majunya ilmu kita OKe,,,............
BalasHapus@ Mbak Tiyo Sucihati:
BalasHapusMbak telah pasang achievement terget terlalu tinggi kali..
Tapi, ya ding! Gampang2-angel! Kayaknya itu ada kaitannya dengan kemampuan, ya?
Setidaknya, klo setiap hari kemampuan kita jadi lebih baik, 'kan namanya juga pretasi?
Tugas kita 'kan ikhtiar. Mengenai hasil 'khan Allah yang menentukan. Kayaknya gitu, ya, Mbak?
wah... kalo untuk mengejar arti sebuah prestasi kadang kerja gak iklas soalnya hanya mengharapkan sebuah prestasi aja.
BalasHapusTp untuk meraih suatu prestasi memang gak semudah membalikkan telapak tangan dan untuk meraihnya penuh dengan perjuangan
BalasHapusprestasi, menurutku kembali pada diri sendiri, bekerja sesuai kemampuan, menurutku itu termasuk prestasi.. . saya kagum dengan whienda, bnyk menampilkan surat AL-QUR'AN dan HADITS ROSULL.. .
BalasHapusprestasi, menurutku kembali pada diri sendiri, bekerja sesuai kemampuan, menurutku itu termasuk prestasi.. . saya kagum dengan whienda, bnyk menampilkan surat AL-QUR'AN dan HADITS ROSULL.. .
BalasHapusSebetulnya yang pantas menilai kita berprestasi atua ngga adalah orang lain.. Rasanya kurang bijak kalau kita menilai diri kita sendiri udah berprestasi atau belum, hehe.. that's my opinion :)
BalasHapusCk...ck..ck...luar biasa
BalasHapusgw setuju dengan pandangan yang punya blog yang punya prinsip hari esok harus lebih baik dari hari ini sehingga ada kemajuan yang tercapai...ya..ya..ya..suatu prestasi
dan
gw juga sangat setuju dengan pandangan SLIKERS bahwa yang menilai kita tentang segala sesuatu hal adalah orang lain bukan diri kita, karena tanpa penilaian orang lain, kita tidak tahun sampai dimana prestasi yang telah kita capai
Sama tuh whien.. Sy juga sederhana aja hanya ingin lebih baik dari kemarin2..
BalasHapusnon, sebenarnya banyak hal lho yang udah membuat kita memiliki prestasi. tapi kalo dari ceritamu diatas, aku cuma bisa ngasih masukan. sistem kerja ditanah air kita tuh gak sama dengan sistem yg ada disini(HK). kalo disini upah minimum udah menjadi ketetapan yang disahkan oleh pemerintah,meski perusahaan itu swasta atau independent. nah, didalam lisensi itu juga mengatur upah pekerja/karyawan sesuai dengan tingkat pendidikan. karena posisi karyawan ini akan dilihat dari tingkat pendidikanya. itulah salah satu perbedaanya non....
BalasHapusSemoga dunia menjadi aman
BalasHapus@Mbak Lyla:
BalasHapusSependapat Mbak! Ga' semudah membalikan tangan. Jadi, trus Whienda mulai dari yang kecil aja!
Kalau kemarin bangun kesiangan, hari ini bangun agak pagian, kan prestasi juga!
Jadi Mbak Lyla setiap pagi ga' perlu "ngobrak-obrak" Wienda lagi, Haa..ha!! Paling, cuma nge-cek doang! Dah bangun, Whien?
@Bang Andi
BalasHapus1. Berprestasi sesuai kemampuan ya bang? Sebisaku gitu, ya?
2. Whienda lagi "mabok" belajar, kok Bang. Sambil cari feedback, apakah penggunaan ayat itu sudah porposional! Great Regard!
@Slikers:
BalasHapus@Baka Kelana:
Kalau diri sendiri yang menilai cenderung merasa sudah baik, ya? Yes..Tengkiyu..
@Mbak Dian
BalasHapusTengkiyu infonya Mbak. Menarik sekali! Di HK, upah minimum dah disyahkan pemerintah. Tentunya harus diimbangi dengan pemenuhan requir jobs dari setiap individu. Setiap Individu harus mencapai performans standart juga! Di Indonesia -menurut pendapat saya- untuk mengesyahkan Upah Minimum juga harus mengesyahkan Minimum Performans Standart. Di Indonesia belum ada itu! Bahkan, yang harusnya berhak menerima upah minimum Daerah, oleh perusahaan di anggap belum mencapai performans standart. Sementara ada beberapa perusahaan (terutama perusahaan modal asing) pada "pelit" memberikan latihan bagi karyawannya. Jadinya, Performance Standart setiap perusahaan juga ga' pernah standart, Cepek deh!
Jadi, ya dilemetis, gitu. Serba salah! Jadi sebagai bawahan, trus berprestasi menjadi satu-satunya pilihan. Kalau ga' pengin dipecat! Betapapun pahitnya. Susyah, ya?
@Pak Karamu
BalasHapusTul Pak! Doa Bapak Whienda harapkan. Dunia aman. Dengan tatanan manajemen yang berpotensi menimbulkan keamanan bagi para karyawan! Terimakasih, Pak. Sejuk, deh.
Sepakat Whien, tolok ukur seseorang berbeda dengan yang lainnya, termasuk masalah prestasi. Kalau saya sih, berusaha bekerja dengan cara yang lebih baik dan lebih produktif.
BalasHapusBuat saya, di saat dalam kesulitan ekonomi spt sekrang... saya bersyukur bahwa sampai saat ini masih bisa bekerja diperusahaan tempat saya bekerja.
Jadikan bekerja sebagai ibadah... bukan semata mata mencari duit.
Whienda, saya malah nggak tahu apa itu prestasi? yang saya tahu saya bekerja apa adanya, bertanggung jawab dan pegeng kepercayaan. maslah naik gaji dan sebagainya itu mah urusah yang di atas. dan yang bisa menaikan gaji sebernarnya bukan orang lain, tapi diri kita sendiri. caranya gimana? yang dengan prestasi kamu tadi, kamu bisa menigkatkan pendapatan/gaji. kalo perusahaan tidak dapet naikan gaji, naikan gaji kamu dengan mencari perusahaan yang bisa memberikan lebih. itulah kira2 apa itu prestasi dari cara saya memandang. intinya, kalo kamu perprestasi ngak bakalan rugi, justru sebaliknya. good post
BalasHapus@Bang Erik:
BalasHapusKerja dengan ikhlas gitu ya Bang? Sebagaimana ibadah yang lain....Ikhlas kaya Mbak Lyla!
Rizki 'kan di tangan Yang Maha Kuasa. Gitu ya Bang?
@Bang Dede:
BalasHapusJadi, semua perbaikan diri harus dimulai dari diri sendiri, ya Bang? Tidak perlu menyalahkan keaadan atau orang lain? "Kalo kamu perprestasi ngak bakalan rugi, justru sebaliknya."
Inggih Bang. Kerja yang baik, bertanggung jawab kepada/dan berserah diri kepada Yang Di Atas! gitu, ya, Bang?
Judulnya nendang ... yap mari perjuangan
BalasHapussetuju mbak...... prestasi lebih ke arah kepuasan batin...... walopun aq jadi ibu rumahan tapppiii menurut aq prestasiq di bisang memasak harus lebih ditingkatkan lageeee...... biar dapet bonus dari suami hihihi (looohhhh kok materi lageee yahhh???)
BalasHapusiya setuju,,prestasi lebih cenderung ke arah kepuasan batin,. Walopun prestasi tinggi, tapi btain ngga puas, ya sama aja dengan bohong..
BalasHapussetubuuuhh...prestasi memang nggak semudah membalikkan telapak tangan
BalasHapus@Ersis
BalasHapusMaksudnya..prestasi tu perjuangan, ya? Efort, gitu? Yes!
@Ika
Mbak, dengar-dengar, sebagai ibu rumah tantangan prestasi lebih banyak, lho!
Membahagiakan suami, anak dan keluarga, mendidik anak menjadi soleh! Memanajemani keuangan yang kadang devisit! Belum lagi antre Elpiji dan segala macam!
Kalau sebagian besar tantangan itu teratasi, bathin terus puas gitu, ya!
Ngomong-omong Bonus dari suami yang bikin puas tuh, apa sih, Mbak?
@Klik Dana
Ha? Berprestasi tinggi tapi batinnya ga' puas?
Memangnya, ada yang begitu, ya? Menarik untuk dicermati, nih!
@JunjungPurba
Tul! Jangankan berprestasi, untuk sekadar bertahan hidup aja banyak orang perlu berjuang mati-matian, lho! Tx.
HMm....
BalasHapusberprestasi...
aku malah sebaliknya, akademis gagal, karier hampir karam..
what u can help me?..
hehe...
TETEP SMANGAT
Yup !
@Awan_clickerz:
BalasHapusSama dong ama daku! Sampe jualan ayam goreng di kaki lima, kejar-kejaran ama SatpolPP (about gue) Yah ..namanya berusaha..tak selalu berhasil! Terima kasih dukungan semangatnya, ya?
orang yang berprestasi, cenderung beruntung,.
BalasHapusKalau Wiendra berkenan coba ikuti meditasi menerima REIKI sebagai satu2nya solusi di samping terapi medis kedokteran, yaitu posisikan Bapak Anda jam 22 s/d 22.30 setiap malam menerima REIKI untuk atasi gangguan jantung. Setiap malam saya dan praktisi REIKI di almamaterku selalu sebelum tidur malam mentransfer REIKI untuk semua pasien yang sakit. Alhamdullilah banyak yang berjodo dengan terapi REIKI ini. Kuncinya pasrah, doa kepada Tuhan YME. Posisi meditasi REIKI adalah mata terpejam, duduk dikursi tapi punggung lurus jangan bersandar. Untuk jelasnya menerima REIKI silakan kunjungi sahabat saya di http://www.rajaklik.blogspot.com/ yang pernah saya REIKI jarak jauh melalui Internet. Postingan sahabat saya ini di label Kesehatan REIKI di blognya. Wiendra dapat membaca artikel Reiki yang sebagian mengcopy paste artikel Reiki saya dengan persetujuan saya.Lokasi sahabat saya ini di Malang dan berstatus Mahasiswa dan masih bujangan tock cher. Semoga Bapak cepat sehat ya, dan sukses untuk ayam gorengnya.
BalasHapusWiendra dapat berkunjung ke http://www.waskitareikippa.com/ dan nomer telepon terdekat ada di Ibu Endang Sulistiowati 0818387544 lokasi Malang Jawa Timur atau Pak Arinto Agus di 0818269001 atau Pak sunardi Hs di 081804000007. Beliau sementara pegang perwakilan Surabaya tetapi tinggal di Jogjakarta.
BalasHapusPerwakilan terdekat Surabaya ada di Malang dengan Master Reiki Ibu Endang Sulistiowati di 0818387544. Wien dapat kontak beliau kapan Surabaya kebagian bakti sosial Reiki. Atau kontak perwakilan Surabaya dengan Bapak Arinto Agus di 0818269001. Bila Surabaya ada bakti sosial dari Waskita Reiki, Wien dapat datang bersama Bapak.
BalasHapus