Cara Cerdas Mengakali Stress

Stress bukan sesuatu yang harus dihindari, tapi jadikan sebagai momentum untuk mencapai keberhasilan. Ketika seseorang kehilangan keberdayaan karena stress, banyak orang lain yang memperoleh katalisator.

Bukan hal baru
Memang bukan hal baru, tapi merupakan wabah yang baru di dunia yang makin riuh-rendah dan semakin hiruk-pikuk ini. Padahal, sejak jutaan tahun yang lalu makhluk hidup selalu berdampingan dengan stress. Dewasa ini amat banyak orang menghubungkan stres dengan tekanan pekerjaan. Akibatnya banyak orang enggan untuk bekerja lebih keras atau berpikir lebih berat dibanding sebelumnya. Demi peningkjatan karir, anggapan seperti itu sangat layak untuk dikaji ulang.

Resistensi?
Letusan bom di kejauhan dapat mengakibatkan stress bagi orang-orang yang sedang bekerja di kantor, tetapi tidak bagi para prajurit di medan laga. Pasalnya, para prajurit itu siap menghadapinya. Pelari gawang siap terjatuh ketika berjuang mencapai finish. Banyak pembalap motor yang, tersenyum-senyum ketika motornya terguling-guling menghempas tanah. Bahkan banyak di antara mereka yang tidak mengalami cidera berat. Ketika sebagian orang mengatakan sebagai musibah, sebagian yang lain menyebutnya sebagai ivestasi masa depan . Orang-orang itu paham benar bahwa dibalik segala rintangan bahkan musibah sekalipun, bertengger sebuah piala yang memberinya gelar The Winner.

Nelayan tidak takut turun ke laut jika takut ombak!
Dialah The Winner. Banyak orang mengalami stress sewaktu belajar mengendarai mobil. Namun, karena hasrat yang kuat untuk bisa, mereka mampu mengatasinya. Mereka yang gagal adalah mereka yang tidak mempu mengatasi stress itu.

Seorang pengusaha tidak mengalami stress dan jatuh sakit ketika pabriknya habis terbakar tanpa jaminan asuransi. Bahkan ia sanggup bangkit kembali dari puing-puing kehancuran, dan membangun pabriknya menjadi lebih besar dibanding sebelumnya. Dia tidak memilih menjadi insan biasa. Dialah the winner.

Makin banyak seseorang mengalami tekanan, ambang batas stress akan semakin tinggi. Tidak ada manfaatnya kita menghindari stress. Tidak ada gunanya takut menghadapi tekanan pekerjaan, bahkan menjadikannya sebagai katalisator dan mengubahnya menjadi energi yang dahsyat

Kesiapan
Para prajurit, pelari gawang, olahragawan, nelayan seperti yang saya contohkan di atas, bahkan dapat menubah tekanan yang terjadi sebagai katalisator meningkatkan gairah dan energinya. Maka terjadilah adrenalin rush yang membuat seseorang bertindak extra ordinary.

Sebaliknya, ketidak-siapan seseorang menghadapi sesuatu yang akan terjadi bakal menimbulkan kecemasan dan stress. (Sesungguhnya ada dua macam stress, yaitu: eaustress dan distress). Maksud saya, kecemasan adalah sekadar respon negatif terhadap ketidakpastian yang akan terjadi.

Cemas adalah respon yang sia-sia dan merusak. Respon yang tepat untuk itu adalah berbuat segala sesuatu, dengan berbagai upaya agar yang akan terjadi sesuai atau mendekati seperti apa yang kita inginkan. Bukan pasif menunggu sesuatu yang akan terjadi dengan cemas. Intinya adalah siapkan diri Anda untuk menghadapi gelombang. Demikianlah cara pandang para nelayan. Pelit tawa, pelit senyum murung dan loyo. Mungkin dapat mengundang belas kasihan orang lain, tetapi tidak dapat menyelesaikan masalah. Ini hanya merupakan pengumuman bahwa ia hanyalah seorang pecundang. Bagaimana pendapat Anda tentang stress sehubungan dengan karir ini?

Artikel Terkait: