14 Agustus, 2011

Sadino, pelayan yang sukses.

"Sayur ...sayur" suara itu menggema hampir setiap pagi di komplek perumahan kawasan Kemang, Jakarta. Suaranya yang parau bukan modal bagus untuk bersaing dengan  para penjual sayur di perumahan itu. Itu suara Sadino yang sedang berusaha keluar dari jeratan kemiskinan. Padahal, waktu itu ia sudah bukan seorang bujangan lagi. Ia sudah beristeri!


Gajinya sebagai kuli bangunan jelas tidak mencukupi. Hanya seratus rupiah perhariI. Tetapi, ia terima saja gaji itu karena ia baru saja dipecat dari sopir taksi.  Kecelakaan!  Ia  menubrukkan mobil taksi itu hingga hancur.
Pelan-pelan  mulai muncul dalam benaknya, "Sunguh tidak nyaman menjadi pegawai, yang bekerja di bawah tekanan orang"

Maka, mulailah Sadino berprofesi sebagai "tukang sayur". Menurutnya, sebagai wirusaha yang mandiri, ia dapat membebaskan diri dari tekanan orang. Ternyata apa?
Pekerjaan berwiraswasta sebagai tukang sayur juga tidak membebaskan ia dari tekanan. Kini, bahkan,  yang menjadi tekanan baginya adalah para babu-babu ...para pelayan!. Kalau barang dagangannya kurang bermutu, kalau ia terlambat datang ...babu-babu itu mencaci makinya. Pedih sekali rasanya di caci para babu!
Jauh lebih pedih daripada dicaci para boss!


Pedihnya cacian para babu itu membuat Om Bob Sadino berubah pikiran. "Babu-babu itu marah kalau tidak bisa melayani boss-nya dengan baik. Karenanya, mereka juga marah jika tidak kulayani dengan baik. Jadi hidup ini hanya sekadar aktifitas saling melayani. Itu saja!"
Perubahan pola pikir itu mengubah perilakunya. Kini ia sebagai pelayan bagi para pelayan itu. Ia melayani para pelayan itu dengan iklas hingga perasaan bekerja di bawah tekanan orang menjadi hilang sama sekali.

Maka, Om Bob meningkatkan layanannya dimulai dengan berternak ayam sendiri. Memang, pada walnya  ia dan isterinya hanya dapat menjual beberapa kilo telor ayam. Tapi, dengan cara itu ia bisa memberi layanan yang lebih memuaskan. (Di kemudian hari Bob Sadino sering dihadirkan dalam seminar tentang Servant Leadership)

Usaha Bob Sadino yang berbasis pelayanan berkembang menjadi usaha agribisnis khususnya holtikultura, mengelola kebun-kebun sayur-mayur, menjalin kerjasama saling melayani dengan para petani di desa-desa.
Ia tidak memilih siapa yang harus dilayani. Bahkan ia juga tidak me-nomor-satu-kan uang. Ia lebih puas dengan melayani orang lain dalam mengatasi masalah-masalahnya. "Semua orang punya masalah. Semua orang perlu dibantu, katanya. Saya senang dapat membantu mereka keluar dari masalahnya, siapapun dia, rekanan bisnis  maupun karyawan saya. Di perusahaan saya, semua punya status yang sama ..semua membutuhkan layanan .. semua jadi pelayan! "

Ya, walaupun Bob Sadino termasuk jajaran orang terkaya di Indonesia,  tampilannya ya... begitu-begitu saja!  Di mana pun .. di istana negara sekalipun! Tampilannya tetap typicaly :  khas tukang sayur!

Lalu, apa kiat Om Bob agar berhasil dalam bisnis?
"Ya itu tadi!  Bisnis itu mudah! Bisnis itu cuma kegiatan saling melayani. Jangan dipersulit sendiri.
 Kelemahan banyak orang adalah terlalu banyak mikir membuat rencana sehingga ia tidak segera melangkah. Yang penting adalah action".

Memang,  para pengamat menilai,  proses keberhasilan Bob Sadino berbeda dengan kelaziman yang ada. Yakni,  harus selalu dimulai dari ilmu dulu. Sesudah  berilmu, baru praktek lalu menjadi terampil dan professional.
Namun, menurut pengamatan Bob Sadino, banyak orang yang  memulai dari ilmu berpikir dan bertindak serba canggih, malah bersikap arogan. Banyak menggurui, karena merasa memiliki ilmu yang melebihi orang lain.  Ia bahkan gagal sebelum action!

Keberhasilan Bob terkesan keluar dari pola pikir yang lazim. Meski ia juga tidak tidak terlepas dari ketidaktahuannya, ia langsung terjun ke lapangan! Setelah mengalami jatuh bangun, akhirnya Bob Sadino trampil dan menguasai bidangnya. Ia  lebih banyak belajar dari pengalamannya."Apa gunanya sekolah atau kuliah  jika tidak belajar?" katanya.
"Mau berenang, kok jarinya dicelup-celupin dulu, lalu ...kakinya... . Kalau kedinginanm gimana? Kalau tenggelam gimana? Langsung nyebur aja! Kalau mau tenggelam tinggal teriak-terak, gitu! Nanti 'kan ada yang menolong!" lanjutnya.

"Saya juga terlamat, kok! Sangat terlambat!  Ketika orang sudah memulai hidupnya di usia 40 tahun..pada saat itu saya masih berjuang. Kini ... adalah waktu untuk bermain-main!", katanya di lain kesempatan.

Sekarang, apa mainan Bob Sadino, berkuda?  Atau masih senang melayani orang lain?
Anda juga bisa! Success4U!

Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Whienda sampaikan hormat dan terimakasih atas apresiasi Anda. Semoga apresiasi Anda bukan hanya bermanfaat bagiku tapi juga untuk semua orang.

Nice Story

Ada cerita-cerita cantik di blog ini. Pendek, indah namun yang terpenting : inspiratif. Akan menjadi bagian dari pertimbangan Anda menentukan pilihan The Way of Live.

Karir

Mendukung Anda, meniti karir, mendaki langit meraih bintang. Ayo berbagi bersama saya di blog ini

Kisah Sukses

Mendukung Anda, meniti karir, mendaki langit meraih bintang. Ayo berbagi. Kita tengok cermati cara pandang, tokoh-tokoh sukses ini.

Hipnosis

Ayo, belajar hipnosis bersama saya di blog ini. Suatu yang sederhana dan alamiah yang akan membuat hidup menjadi lebih mudah untuk di jalani. Saya bantu Anda sebizaku.
Banyak cara membuat Slide Show di Sebizaku. Pasti berjalan baik. Gratis untuk Anda.

aneka slide show
Soft Transition Effect.
aneka slide show
Seperti Kompas.com punya.
aneka slide show
Random Square Transition Effect.