Manusia adalah binatang yang bercita-cita

Ia tidak tampak istimewa di antara para pemuda di kampungnya; luntang-lantung, mengenakan sandal dan jeans butut, memanggul gitar. Itulah pekerjaannya sehari-hari (luntang-lantung itu bekerja, ya?-Red).
Di pantai California, ia melihat seseorang paruh-baya sedang mengais sampah ... bersama seekor anjing. Merasa diamati, orang paruh-baya itu bertanya "Apa yang kau lihat?  Ada yang aneh? Apa sih, beda manusia dan binatang?",  katanya.
Sang pemuda menjawab, santai: "Manusia adalah binatang yang bercita-cita". Berkata demikian, si pemuda  sambil meninggalkan pengais sampah.
Lalu, "ngapain aja" si pemuda di pantai itu? Sambil memainkan gitar, matanya terus menatap pasir-pasir yang menempel di kakinya. Di pasir itu tertebar juga butiran-butiran hitam. Agaknya, benda itu  sangat menarik perhatiannya.
Memang, berbicara mengenai cita-cita, kalau orang lain "menggantungkan cita-citanya setingi langit", ia bahkan "meletakkan cita-citanya" di pasir pantai. Lho, kok!   Ya. Di antara pasir-pasir itu terdapat benda sangat kecil tak berharga, yang kelak mengantarkan dia sebagai salah satu tokoh sukses di dunia.

Dengan silicon itu ia menciptakan chips. Chips adalah lempengan hitam nyaris setipis korek api kertas. Sekarang benda itu juga disebut sebagai prosesor. Nah, Anda sudah bisa menebak. Pemuda yang daku kisahkan ini adalah Steve Jobs yang hobinya bermain-main.
Ya, dengan benda itu ia mulai bermain-main membuat game-watch yang dapat difungsikan sebagai telepon tanpa kabel. Walaupun telepon genggam itu ia buat secara ilegal  (sehingga disebut blue-box), tetap saja ramai dibicarakan umum.

Bersama teman akrabnya Wozniak, ia mengajukan konsep mesin untuk menghitung (to comput) barang-barang dan keuangan di toko Byte Montain Fiew. Pada saat itu pemerintah sedang mendanai pembuatan komputer untuk administrasi kependudukan. Mesin hitung yang didanai pemerintah itu sebesar lokomotif dan panasnya ..auzubilah!  Namun, kepada pemilik toko di Montainfiew itu, Steve menawarkan yang "kecil-kecilan saja" ...  yang bisa diletakkan di atas meja.

Pemilik toko mengangguk-angguk, "Kalau kamu memang bisa membuat mesin itu, aku akan membeli 50 buah!", katanya.
Steve Jobs tertantang. Dan, ternyata ia dapat memenangkan tantangan itu. Lima puluh mesin penghitung berhasil ia buat. Maka, diawali dari garasi, perusahaan komputer berlogo buah Apel itu berdiri. Saat itu ia baru berumur 21 tahun, dan kisah sukses nya makin seru..

Selang beberapa waktu kemudian, masyarakat ia bikin heboh! Si pemuda butut, tampak tersenyum-senyum di sebuah festifal okestra. Waktu itu, prestasi musik tertinggi tengah disandang oleh "California Orchestra 100 String". Kelompok musik yang di tangani oleh seratus musisi terkenal itu dikalahkan oleh Steve Jobs yang diwakili oleh satu kotak kecil. ... komputer! Komputer yang ia ciptakan itu mampu membaca notasi dan mengikuti arahan tongkat kecil Sang Konductor dengan lebih baik! Gila!

Maka, seorang guru besar elektronika dari Harvard University dan  Homestead, Hohn McCollum, menjuluki Steve Jobs sebagai  something of a loner dan  always had a different way of looking at things.

Ketika berumur 30 tahun, Steve Jobs  pemuda luntang-lantung itu telah menjadi seorang multi-milioner dan disebut-sebut sebagai salah satu tokoh sukses di dunia.  Tapi, kayaknya ia tak mampu membeli jaket atau jas, ya? Kok, ia masih saja tampil dengan kaus oblong dan jeans butut! Kasihan.

Pada tahun 1987, pemuda kelahiran 1955 itu melakukan revolusi. Bersama Wosniak dan John Sculley, ia mengubah perusahaan hardwhare-nya menjadi perusahaan software. Ia terpilih sebagai CEO dan pensiun ketika berusia 40 tahun.
"Life begin at forthy!  Cuma itu cita-cita saya," katanya.

Anda juga ingin memulai hidup ketika umur 40 tahun? Atau lebih cepat dari itu?.Katanya, manusia harus punya cita-cita. Dan,daku tahu Anda bisa.   
Success4U!

Artikel Terkait: